.jpg)
Orogen Sunda Orogen Sunda pada daerah ini mempengaruhi Jawa dan Nusa Tenggara Barat. Pada orogen ini Lempeng Samodra Lautan Hindia menunjam di bawah ujung selatan Lempeng Benua Asia Tenggara dengan kecepatan sekitar 7cm/tahun . Sistem subduksi ini menghasilkan busur gunung api sepanjang Jawa dan Nusa Tenggara. Di belakang busur gunung api ini (di Laut Jawa) terbentuk cekungan sedimen yang dikenal mempunyai kandungan minyak dan gas bumi. Orogen ini juga mengakibatkan terbentuknya sesar-sesar regional yang memanjang barat-timur di bagian utara P. Jawa dan menerus sampai di utara P. Flores. Orogen Barisan Orogen Barisan, yang dimulai pada Akhir Neogen, menyebabkan sistem subduksi, dimana Lempeng Samodra Hindia menunjam di bawah Lempeng Benua Asia Tenggara dengan kecepatan 7cm/tahun. Subduksi mencong (oblique) 50o-65o ini membentuk busur gunung api Bukit Barisan sepanjang P. Sumatra. Sistem subduksi ini juga membentuk tiga cekungan besar Sumatra yang mempunyai cadangan minyak dan gas bumi besar; yakni Cekungan Sumatra Selatan, Cekungan Sumatra Tengah dan Cekungan Sumatra Utara. Di samping itu beberapa cekungan sedimen juga terbentuk di depan busur gunung api. Sesar regional mulai aktif pada Plio-Plistosen memotong P. Sumatra dari ujung utara sampai ujung selatan. Sesar regional ini dikenal dengan nama Sistem Sesar Semangko atau dinamai juga Sistem Sesar Barisan. Subduksi ini juga menyebabkan terbentuknya sesar regional (Sesar Mentawai) yang berada sepanjang pulau-pulau kecil di barat P. Sumtera. Kini, di ujung selatan P. Sumatra sistem subduksi ini berbelok arah ke timur dan menerus hingga ke Laut Banda. Apabila diikuti dari ujung utara P. Sumatra, semula sistem subduksi ini melibatkan Lempeng Samodra Hindia menunjam di bawah Lempeng Benua Asia Tenggara. Di selatan P. Timor, Lempeng Benua Australia, yang memang berhubungan dengan Lempeng Samodra Hindia, menunjam di bawah Busur Banda. Orogen Talaut Orogen Neogen Talaut merupakan busur subduksi ganda yang masih aktif dan tidak ada duanya di dunia .
Di barat, Laut Maluku dibatasi Busur Gunung Api Sangie, sedang di timur oleh Busur Halmahera. Rekaman seismik menunjukkan bahwa di bawah Busur Sangie dijumpai subduksi miring ke barat, sebaliknya di bawah Busur Halmahera ditemukan subduksi yang miring ke timur. Di selatan Laut maluku ini dipotong oleh Sesar Sorong.
Gambar 2 : Penampang Melintang Orogen Indonesia

Orogen Sulawesi Sulawesi merupakan pulau di Indonesia timur yang paling kompleks dalam kodisi geologinya dan sekaligus paling menarik. Bentuknya yang menyerupai huruf “K†mengindikasikan adanya tekanan dari timur ke barat pada bagian tengahnya. P. Sulawesi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) mendala geologi seperti terlihat dalam (Gambar 3):
1. Mendala Sulawesi Barat (Lengan Selatan dan Lengan Utara) merupakan busur gunung api.
2. Mendala Sulawesi Tengah disusun oleh batuan malihan.
3. Lajur Ofiolit Sulawesi Timur yang disusun oleh batuan dari lempeng Samodra Pasifik.
4. Lajur Benua Renik (Lengan Timur dan Lengan Tenggara) disusun oleh benua-benua renik pecahan dari tepi utara Benua Australia. Mendala Sulawesi Barat, merupakan hasil sistem subduksi yang miring ke barat dari Lempeng Samodra Pasifik, yang bergerak ke barat pada awal Kapur. Di samping menghasilkan rangkaian gunung api, sistem subduksi ini juga menghasilkan batuan malihan dan batuan campur aduk yang menjadi Mendala Sulawesi Tengah.
1. Mendala Sulawesi Barat (Lengan Selatan dan Lengan Utara) merupakan busur gunung api.
2. Mendala Sulawesi Tengah disusun oleh batuan malihan.
3. Lajur Ofiolit Sulawesi Timur yang disusun oleh batuan dari lempeng Samodra Pasifik.
4. Lajur Benua Renik (Lengan Timur dan Lengan Tenggara) disusun oleh benua-benua renik pecahan dari tepi utara Benua Australia. Mendala Sulawesi Barat, merupakan hasil sistem subduksi yang miring ke barat dari Lempeng Samodra Pasifik, yang bergerak ke barat pada awal Kapur. Di samping menghasilkan rangkaian gunung api, sistem subduksi ini juga menghasilkan batuan malihan dan batuan campur aduk yang menjadi Mendala Sulawesi Tengah.
.jpg)
Gambar 3 : Pembagian Mendala Geologi di Sulawesi
Lempeng Samodra Pasifik, yang terus bergerak ke barat, di belakangnya diikuti benua-benua renik yang berasal dari pinggir utara Benua Australia (Pigram dkk., 1985; Surono, 1996). Akibat dari gerakan ini pada awal Miosen – Miosen Tengah terjadilah tabrakan antara benua-benua renik ini dengan Lempeng Samodra Pasifik, sehingga lempeng samodra tersebut tersesar-naikkan ke atas benua renik. Pelapukan batuan dari lempeng samodra ini dikenal mempunyai kandungan nikel yang tinggi, yang sekarang ditambang di Pomalaa diusahakan oleh PT Aneka Tambang dan di Soroako oleh PT INCO. Orogen Banda Orogen Banda disebabkan Lempeng Benua Australian bergerak ke utara dan menabrak serta menunjam di bawah Busur Banda.Gerakan ke utara dari lempeng benua ini sekitar 7cm/tahun . Tabrakan ini membentuk palung terdalam di Indonesia (sekitar 2km), yang dinamai Palung Timor. Busur gunung api sepanjang P. Alor, P. Wetar sampai ke P. Timor merupkan hasil dari sistem subduksi ini. Orogen Melanesia Orogen Melanisia di Papua merupakan tumbukan antara Lempeng Benua Australia dengan lempeng samodra dari Laut Pilipina atau dikenal sebagai Lempeng Karolina. Tumbukan antara dua lempeng yang berbeda jenis ini membentuk Pegunungan Tengah di Papua. Sepanjang pegunungan ini dijumpai percampuran antara batuan yang berasal dari lempeng samodra dan dari lempeng benua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar