Jumat, 08 Januari 2010

Gas Bumi

Gas Bumi
Yang dimaksudkan dengan gas bumi ialah gas-gas hidrokarbon yang keluar dari bumi, terdiri dari campuran gas-gas: metana (C2H6), etana (C2H6) , propana (C3H8), butana (C4H10) selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium. Ada dua jenis sumber gas bumi, yaitu:
1.Sumber yang hanya menghasilkam gas saja dinamakan gas kering.
2.Sumber yang menghasilkan minyak bumi yang mengandung gas. Gas yang terpisah
dari minyak akibat pengurangan tekanan disebut gas basah (casing head gas).



Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global
ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan
ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di
atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida
dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara
relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari
makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan
pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton
per tahun secara berturut-turut).

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Gas
alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga
cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam
ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai
titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat
menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana
yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.

Pembentukan Gas Bumi

Menurut teori organik, minyak dan gas bumi sebagai senyawa hidrokarbon
terbentuk sebagai hasil proses kimiawi alam (pemanasan, tekanan, dan
waktu yang lama) dari organik-organik sisa-sisa kehidupan (material
organik) yang berupa algae/ganggang yang semula hidup di kedalaman
laut/danau dan selanjutnya terendapkan dalam lapisan kulit bumi berupa
batuan yang berukuran halus(shale).

Setelah
terendapkan, material organik tersebut berubah secara alamiah di alam
menjadi mineral hidrokarbon karena adanya tiga faktor yaitu tekanan,
temperatur yang tinggi (suhu minimal 200 farenhait) dan dalam waktu
yang lama (6 juta tahun).
Dari
material organik yang dikandung shale hanya 30% yang dapat terubah
menjadi minyak dan gas bumi. Dan yang perlu diingat adalah, Minyak dan Gas Bumi tidak dapat kita temukan di tempat dimana ia terbentuk.
Adapun syarat-syarat agar minyak dan gas bumi yang terbentuk dapat
tersimpan dalam bumi untuk kemudian ditemukan oleh manusia adalah:

1. Terdapatnya batuan induk (source rock), yaitu batuan sediment yang mengandung material organik.
2. Adanya migrasi, yaitu proses berpindahnya minyak dan gas bumi yang terbentuk di source rock menuju lapisan reservoir.
3. Adanya batuan reservoir yang merupakan batuan sedimen berpori sehingga minyak dan gas bumi dapat tersimpan di sana.
4. Adanya
perangkap minyak dan gas bumi atau yang biasanya disebut oil trap yaitu
bentukan yang menyebabkan minyak dan gas bumi terperangkap didalamnya.
5. Terdapatnya
batuan penutup yang merupakan batuan sedimen kedap air yang menyebabkan
minyak dan gas bumi tidak bisa keluar lagi sampai saatnya ditemukan
oleh manusia.
Pemanfaatan Gas Bumi
Gas kering yang dihasilkan indonesia dicairkan dan diekspor sebagai LNG (Liquefied Natural Gas).
Gas bumi dapat digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga, tetapi
sebagian dasar dalam industri diolah lagi menjadi zat-zat lain seperti
karbon hitam, iso-oktana, formaldehida, dan lain-lain. Dari gas basah
dipisahkan propana dan butana dan masing-masing dicairkan lalu dikemas
dalam botol-botol dari baja yang beratnya kira-kira 15kg.
Propana digunakan untuk keperluan industri, sedangkan butana cair diperdagangkan sebagai LPG (liquefied Petroleum Gas) yang digunakan dalam rumah tangga.
Secara garis besarnya pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
Gas
alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit
Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan
berat, bahan bakar kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk
kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
Gas
alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk,
petrokimia, metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density
polyethylene, LLDPE = linear low density polyethylene, HDPE = high
density polyethylen, PE= poly ethylene, PVC=poly vinyl chloride, C3 dan
C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan,
hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api
ringan.
Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas (LNG).

PRINSIP PEMROSESAN GAS BUMI
Penggunaan utama gas alam adalah sebagai bahan bakar (fuel) dan bahan baku
industri petrokimia (feedstock) semisal dalam industri pupuk. Ada tiga
prinsip dalam pemrosesan gas alam :
a. Purifikasi (pemurnian)
b. Separasi (pemisahan)
c. Liquefaction (pencairan
Zat Pengotor
Sejumlah
zat pengotor dalam konsentrasi yang cukup tinggi bisa menurunkan
kualitas produk dan menimbulkan permasalahan lingkungan. Komponen –komponen tersebut antara lain :
Ø Hidrogen
Meski jarang sekali ada dalam konsentrasi yang besar, hidrogen tetap harus
dihilangkan sehingga konsentrasinya menjadi serendah mungkin
Ø Oksigen
Konsentrasi maksimum oksigen yang diperbolehkan adalah 1.0 % volume pada sales gas.
Jika konsentrasi oksigen mencapai level 50 ppmv maka akan menimbulkan
beberapa permasalahan sebagai berikut : menyebabkan korosi perpipaan
dengan adanya air, bila bereaksi dengan amina pada proses gas treating
akan membentuk garam yang stabil, bila bereaksi dengan glikol akan
membentuk senyawa asam yang korosif, berekasi dengan hirokarbon selama
proses high temperature regeneration akan membentuk air, yang akan
mengurangi efektivitas dari proses ini, pada konsentrasi yang rendah,
oksigen bisa dihilangkan dengan nonregenerative scavengers. Untuk
konsentrasi yang lebih tinggi bisa digunakan metode katalitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar