Sabtu, 16 Januari 2010

Membaca Perubahan Harga Minyak Dunia










Menurut ahli CERA: Cambridge Energy Research Associates:

Perlambatan ekonomi dunia yang disebabkan krisis financial di Amerika akan menguji ketahanan dua oil price supports, yaitu biaya dasar harga minyak dan harga OPEC yang menjadi pertahanan.

Biaya dasar harga minyak (Oil Price Cost Floor)

Kenaikan biaya-biaya industri minyak menyebabkan kenaikan secara bertahap dari biaya-biaya mengembangkan suplai minyak baru. Menurut CERA biaya dasar harga minyak – harga yang saat ini menggambarkan investasi dari beberapa tipe suplai yaitu antara $ 75 hingga $ 95 West Texas Intermediate (WTI) per barrel. Banyak proyek yang dapat digambarkan pada tingkat harga yang lebih rendah, namun ini adalah kisaran biaya untuk mengembangkan beberapa sumber penting dari suplai terbaru: oil sands di Canada dan deepwater fields offshore Africa dan Latin America. Kecuali jika ada penurunan tiba-tiba dari permintaan akan jasa perminyakan dan peralatan menyebabkan penurunan yang cepat dalam hal biaya, Upstream Capital Expenditures akan menurun selama tahun-tahun ke depan. Hal ini tentu akan menurunkan tingkat suplai lebih banyak dari yang seharusnya. Dalam tahun-tahun ke depan hal ini akan menyebabkan keseimbangan permintaan-dan-penawaran yang lebih ketat dan harga-harga yang lebih tinggi.

Jika harga-harga minyak turun drastic, say $ 50-$60 level, yang mendorong underinvestment untuk proyek-proyek baru. Yang akan menyebabkan rebound pada harga minyak beberapa tahun dari sekarang. Permintaan akan kembali, namun penawaran/Suplai tidak dapat merespons pasar dengan cepat. Dengan kata lain, kejatuhan harga minyak sekarang ini akan menanamkan benih-benih pada kenaikan harga yang tajam setelahnya. Seperti yang terjadi pada kejatuhan 1998-1999.

Faktor utama yang menyebabkan perubahan tahun dapan akan ditentukan pada seberapa cepat biaya jasa peralatan minyak akan turun terhadap capital expenditures yang lebih rendah. Kita tidak mengharapkan biaya-biaya akan turun lebih cepat harga minyak. Gap waktu yang terjadi berarti beberapa proyek akan tertunda, dan mungkin akan dihentikan.

Harga yang dipertahankan OPEC (OPEC Price Defense)

Pada pertemuan OPEC terakhir – 9 September 2008 – organisasi tersebut memutuskan untuk mengurangi produksi, yang mengindikasikan usaha untuk mempertahankan harga minyak setinggi $ 100. Akan tetapi gerakan tersebut lebih dilakukan untuk menyatukan gerakan bersama antara Negara OPEC daripada sebuah consensus untuk mencegah harga-harga turun dibawah $ 100. Sejak pertemuan September tersebut, banyak hal yang berubah. Penurunan harga secara bertahap menjadi sebuah pertanyaan (reality check) untuk anggota OPEC, yang menyebakan Venezuela dan iran untuk menyesuaikan ke bawah ambisi harga minyak mereka. Keduanya sekarang berbicara seputar kisaran harga $ 80 hingga $ 100, suatu harga minyak yang dianggap “would stimulate investment, but not kill demand, ‘ menurut Gubernur OPEC terbaru dari Iran, Mohammad al-Khatibi. Permantaan adalah kata kunci, dan Negara-negara anggota berfokus pada keseimbangan penawaran-permintaan pada 2009. Dalam banyak hal krisis keuangan terus mengurangi permintaan minyak dunia dengan pengaruh besar yang hanya saja belum terlihat.

Menurut CERA, Negara-negara timur tengah (Gulf Countries) khawatir akan konsekuensi dari kejatuhan keuangan yang terjadi. ” Terpengaruh dari penurunan kondisi ekonomi yang berakibat resiko-resiko yang menular,”OPEC memutuskan untuk bertemu lebih awal dari jadwal selanjutnya pada bulan Desember, menjadi 18 November. Tantangan OPEC adalah untuk bergerak cukup cepat untuk mencegah harga mengalir di luar control dan menjadi kebal /imun dari pengaruh OPEC.

Oil Price Outlook

Menyadari kemungkinan dari resesi besar dan permintaan minyak dunia yang melemah, menurut CERA, harga minyak mentah WTI akan berkisar $ 85 dalam kuarter ke 4 tahun 2008 dan $ 78 sebagai rata-rata 2009. Meskipun perkiraan harga $80 terasa sangat rendah dalam konteks harga yang pernah mencapai $ 147 pada bulan Juli. Sebenarnya pada tahun 2006 dan 2007, harga minyak berkisar rata-rata $ 66 dan $ 72.

Di sisi lain, resiko penurunan juga perlu diperhitungkan. Bila momentum dan ketakutan terjadi ada kemungkinan harga jatuh pada tingkat $ 50 hingga $60. Namun demikian, kita dapat pula berharap bahwa biaya dasar dan harga yang dipertahankan oleh OPEC akan mencegah penurunan di bawah $ 70 per barrel kecuali, jika permintaan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi jauh lebih lemah dari yang dapat diantisipasi.

Dalam kisaran $50 dan $60 biaya-biaya minyak dapat mulai menurun -mungkin dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan pada penurunan capital expenditure dan tingkat suplai jangka menengah . Sebenarnya beberapa perusahaan mulai menurunkan capital expenditurenya. Jika pengeluaran yang lebih rendah menyebabkan penurunan dalam biaya jasa dan peralatan minyak, penunjang utama harga $75 dan $95 dapat tidak terjadi.


Konsolidasi Industri.

Kenaikan harga minyak hingga $ 147 yang diikuti penurunan hingga $ 70 dan $80 menyebabkan kejutan dalam hal ketidakpastian harga minyak – khususnya dalam krisis keuangan global yang sangat suram mulai merusak bidang di luar industri keuangan. Dampak dari harga minyak yang lebih rendah dan kredit yang lebih ketat menyebabkan tingkat konsolidasi industri. Perusahaan-perusahaan yang terancam adalah mereka yang yang berharap pada harga yang sangat tinggi dan mengambil tingkat hutang yang tinggi. Meskipun demikian, biaya-biaya jasa minyak menurun, hal ini dapat mengurangi tekanan pada produsen upstream. Untuk perusahaan-perusahaan downstream, kemungkinan permintaan minyak yang lemah, ketika kapasitas penyulingan yang baru mulai bermunculaan, menyebabkan iklim yang kompetitif selama tahun 2009.

CERA juga memberikan insight mengenai kondisi perminyakan di Indonesia

Indonesia saat ini adalah net importer dan berencana meletakkan keanggotannya di OPEC pada akhir 2008. Setelah beberapa tahun dengan penurunan kapasitas secara perlahana, potensial suplai pada tahun 2008 diestimasi sebesar 1,02 mbd. CERA melihat kemungkinan bahwa kapasitas tersebut akan stabil dan meningkat sedikit pada tahun 2013 sebelum mencapai 1,3 mbd pada tahun 2013.



FIP : Field In Production
FUD: Field Under Development
FUA: Field Under Appraisal
YTF : Yet-To-Find Resources
Kebanyakan pertumbuhan akan didorong dari lapangan Banyu Urip Onshore Jawa, yang akan mengalirkan 165 ribu bd. Lapangan ini diharapkan akan menghasilkan pada tengah pertama 2009 dan dibangun daerahnya selama dua tahun. Lebih dari 10 proyek baru akan hadir tahun 2008, tetapi kebanyakan kecil. Proyek-proyek yang utama adalah Pangkha (25000 bd), Gendalo (50000 bd), Jeruk (30000 bd) dan pengembangan Kangean (50000 bd).

Sebagai tambahan, perusahaan-perusahaan yang beroperasi didorong untuk meningkatkan output pada lapangan yang ada. Kemudian pada tahun 2008, program pendorongan tertier diharapkan akan muncul pada lapangan Duri (saat ini 190000 bd) dan untuk bertambah 35000 bd pada 2012. akan tetapi terdapat sedikit kandidat untuk proyek peremajaan lapangan utama.

Meskipun, pemerintah telah mendorong aktivitas tersebut, ia juga merubah arah fiscal untuk lisensi masa depan untuk mengambil bagian utama dari keuntungan-keuntungan. Di masa depan, perusahaan-perusahaan yang beroperasi tidak dapat me-recover biaya aktivitas diluar lapangan yang beroperasi, yang mungkin mengecutkan aktivitas. Di balik itu, terdapat laporan bahwa pembagian produksi untuk beberapa area akan ditingkatkan. Yang menjadi pertanyaan adalah saat kapan. Tawaran terbaru atas 25 -30 blok eksplorasi pada bulan-bulan terakhir ini dapat menjadi katalis keadaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar