Potensi sektor energi terutama minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia saat ini 70 persen diantaranya terdapat di cekungan-cekungan Tersier lepas pantai dan lebih dari separuhnya terletak di laut dalam.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Departemen ESDM Subaktian Lubis mengemukakana hal itu pada lokakarya nasional Pengelolaan Jasa Kelautan dan Kemaritiman di Jakarta, Selasa (19/6).
Menurut Lubis, pada 2004 telah beroperasi lebih dari 36 perusahaan minyak di Wilayah Kerja (WK) lepas pantai dari keseluruhan 153 WK yang melaksanakan eksplorasi dan ekloitasi di lepas pantai.
Mengacu pada pendapatan negara dari sektor migas, sekitar 34 persen hasil minyak dan gas bumi dihasilkan dari ladang-ladang minyak di lepas pantai.
Saat ini terindikasi 66 cekungan migas di seluruh Indonesia, sebagian besar berada di darat dan laut dangkal perairan territorial dan hanya beberapa cekungan yang berada pada landas kontinen (cekungan busur muka), 16 cekungan sudah berproduksi, 8 cekungan berpotensi, dan 42 cekungan belum dieksplorasi.
Penelitan cekungan yang dilakukan Pusat Penelitan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Departemen ESDM menggunakan kapal penelitian Barunajaya VIII pada cekungan Gorontalo, yaitu salah satu cekungan yang belum dieksplorasi, pada tahun 2005 menunjukkan bahwa cekungan ini terdiri dari dua sub-cekungan yang berbeda sejarah pembentukkannya.
Dia juga mengatakan, jika hasil kajian lanjutan dapat membuktikan perbedaan sumber dan pembentukan perangkap cekungan, maka jumlah cekungan migas yang akan dicantumkan pada pemutakhiran peta cekungan migas akan menjadi 67 cekungan.
Sedangkan total potensi minyak bumi yang telah terukur pada seluruh cekungan-cekungan hidrokarbon termasuk cekungan Blok Ambalat Timur yang masih dalam status quo pada 2005 ini mencapai 86,9 milyar barrel yang terbukti. Total cadangan gas bumi terukur mencapai 384,7 triliun kaki kubik (TCF), sedangkan yang terbukti baru ditemukan 90 TCF.
Beberapa penelitian potensi hidrokarbon laut dalam khususnya di cekungan busur muka baratdaya Indonesia telah dilakukan, baik kerjasama dengan institusi asing ataupun survey terintergrasi institusi dalam negeri, diantaranya Expedisi Ginco, Sonne Cruise, Jamstec, dan sebagainya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar